Nama spesies : Mangifera indica (L.)
Nama lokal : Aceh: mamplam; Batak:
mangga; Nias: maga; Mentawai: pegun; Minangkabau: mangga, ampalam; Lampung:
mangga, pelem; Jawa Barat: mangga, manggah; Jawa Tengah dan Jawa Timur: pelem;
Madura dan Makasar: pao; Bali: ampelm; Sumba: upo; Flores dan Solor: pau;
Banjarmasin dan Dayak: ampelam; Toraja: taipa; Minahasa: kawiley; Maluku:
mampalang; Sangir: uai; Selayar: pau, taipa; Tanimbar: fa; Ternate dan Tidore:
guwae; Papua: manilya, pager, piberakari
Deskripsi:
Mangga merupakan
tumbuhan habitus pohon dengan tinggi hingga 40 meter atau lebih. Batang pohon
tegak, bercabang kuat. Tajuknya membentuk kubah, oval atau memanjang. Daunnya
berupa daun tunggal dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu, panjang tangkai
daun bervariasi, bagian pangkalnya membesar pada sisi sebelah atas ada alurnya.
Aturan letak daun pada pangkal biasanya 3/8 tetapi makin mendekati ujung
letaknya makin berdekatan hingga nampak seperti dalam lingkaran. Bunganya
berupa bunga majemuk dan merupakan bunga banci, umumnya berwarna kuning
kehijauan, tumbuh memanjang. Buah muda berwarna hijau muda akan berubah
kekuningan jika siap panen. Bentuk buah beraneka ragam, ada yang bulat, ada
yang bulat telur hingga lonjong memanjang. Bijinya berupa biji monoembrionik
atau poliembrionik.
Gambar 1. Habitus Mangga
Gambar 2. Batang Mangga
Gambar 3. Daun Mangga
Gambar 4. Bunga Mangga
Gambar 5. Buah Mangga
Habitat dan Distribusi:
Habitat Mangifera
indica adalah dataran rendah dengan pencahayaan matahari yang cukup sehingga
proses fotosintesis dapat berlangsung dengan baik dan keadaan tanah subur serta
gembur.
Tumbuhan mangga dapat
tumbuh dan berproduksi di daerah tropik maupun sub-tropik. Di daerah tropik seperti
Indonesia, mangga tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 mdpl
namun paling optimal pada ketinggian 300 mdpl dan iklimnya kering. Unsur
penting bagi tumbuhan mangga adalah curah hujan, suhu (temperatur), dan angin.
Tumbuhan mangga membutuhkan pergantian musim kemarau dan hujan yang nyata
(sedikitnya 4-6 bulan kering, dan curah hujan 1.000 mm/tahun atau kurang dari
60 mm/bulan) atau selama jangka waktu musim kering yang mempengaruhi fase
reproduktif.
Tumbuhan mangga berasal
dari daerah India yang menyebar hingga ke Amerika Latin, terutama Brasilia,
sebagian ke Benua Afrika, juga ke kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, kepulauan
Filipina, dan Indonesia (Aak, 1994).
Kegunaan:
Buah yang matang umum
dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk
irisan atau diblender. Buah yang muda kerap kali dirujak, atau dijajakan di
tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan
cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan
dan lain-lain. Di berbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang
masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging.
Biji mangga dapat dijadikan
pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan pada masa
paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat,
keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu
ini juga dapat dijadikan arang yang baik.
Daun mangga mengandung
senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat yang bersinergis
dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga
dapat menurunkan gejala hiperglisemia (Ide, 2013).
Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2004):
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
Famili :
Anacardiaceae
Genus :
Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Aak. 1994. Budi Daya
Tanaman Mangga. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Http://kehati.jogjaprov.go.id/detailpost/mangga
Ide, Pangkalan. 2013. Health Secret of Mango. Gramedia. Jakarta
Pracaya.
2011. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Depok
Tjitrosoepomo
G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar