Nama spesies : Oryza sativa L.
Nama lokal : Padi, Pari (Jawa), Pare (Sunda)
Deskripsi :
Padi merupakan tanaman terna dengan tinggi 50 - 130 cm. Akar padi berupa akar serabut, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang, daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang. Padi termasuk tanaman semusim (annual) (Aak, 1995).
(A) (B)
(C)
Habitat alami padi adalah
rawa-rawa tropis, tetapi sekarang dibudidayakan di berbagai habitat subtropis
dan tropis. Tidak seperti tanaman pertanian lainnya, padi tumbuh subur di bawah
kondisi yang sangat lembab dan suhu sedang. Padi terdiri dari 3 golongan
ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica (Ambarwati, 1992). Daerah
penyebaran padi Indica adalah Asia tropis, padi Japonica lebih terbatas di daerah
subtropis dan Javanica ditanam di Indonesia.
Kegunaan:
Padi merupakan bahan makanan utama penduduk di Jawa dan disajikan dalam aneka olahan seperti arem-arem, ketupat, lontong, nasi golong, nasi goreng, nasi kuning, nasi kebuli, nasi lemeng, nasi liwet, nasi rames, nasi merah, nasi hitam, nasi tumpeng, nasi anggi, nasi senanjung, dan nasi biru kendhit. Tepung dari beras dapat digunakan untuk makanan bayi, roti, campuran kue, kosmetika, pengenyal saus putih, puding, makanan ringan orang-orang timur (oriental), bahan pencucian tekstil. Padi dari varietas ketan digunakan untuk membuat kue, melalui proses fermentasi padi dapat dibuat badek yaitu sejenis tradisional di Jawa, badek ini jika difermentasi lebih lanjut menjadi tuak.
Sekam atau kulitnya digunakan sebagai bahan bakar, papan pembenihan, penyerap, papan dinding dan pembawa vitamin, obat, racun dan lain-lain. Dalam lingkungan rumah tangga kulit beras digunakan untuk menyaring air, media hidroponik dan pabrik briket. Sekam ini juga merupakan bahan baku untuk sampo tradisional yang disebut dengan sampo merang.
Dedak beras atau tepung diperoleh seperti proses dalam mutiara yang digosok dan berharga untuk makanan ternak dan unggas. Dedak tersebut mengandung perikarp, lapisan aleuron, embrio dan banyak endosperma. Dedak mengandung 14-17% minyak. Minyak kotor dedak beras digunakan untuk memproduksi minyak beku, asam stearat dan oleat, gliserin, dan sabun. Minyak dedak yang dihasilkan digunakan untuk memasak, bahan anti karat dan anti korosi, proses akhir pembuatan tekstil dan kulit dan dalam obat-ohatan. China, India, Jepang, Vietnam dan Thailand merupakan produsen utama minyak dedak beras. Dedak juga dapat digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut jenang katul. Saat ini dedak merupakan bahan baku untuk makanan ternak, terutama untuk ayam dan bebek.
Jerami padi digunakan untuk makanan hewan dan papan pembenihan. Juga digunakan untuk pabrik papan jerami dan untuk kertas, media pertumbuhan jamur, produksi pupuk organik, untuk memupuk pertanian bawang dan timun. Jerami ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pengembang kue-kue tradisional. Jerami padi yang bahasa Jawanya disebut damen atau kawul merupakan salah satu bahan makanan ternak khusus untuk sapi atau kerbau yang dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama.
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Graminae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa L.
Referensi
Aak, 1995. Berbudidaya
Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta
Ambarwati, D. 1992. Regenerasi Tanaman Padi Javanica, Indica dan Japonica
Purnomo, 2013. Tanaman Kultural dalam Perspektif
Adat Jawa: Kajian Aspek Filosofi, Konservasi, dan Pemanfaatan Tanaman dalam Kultur
dan Tradisi Jawa. UB Press. Malang
Tjitrosoepomo G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar